Penggunaan
Bahasa Yang Efektif Dalam Kampanye
Bahasa sebagai lambang
bunyi yang arbitrer digunakan oleh masyarakat untuk berhubungan dan bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri Bahasa sebagai alat komunikasi
mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan
manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaaan dan pengalamannya
kepada orang lain. Tanpa bahasa manusia akan lumpuh dalam komunikasi maupun
interaksi antara individu maupun kelompok. Dengan demikian, manusia tidak dapat
terlepas dari bahasa karena pentingnya fungsi bahasa dalam kehidupannya.
Bahasa merupakan alat
pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang informasi yang dituturkan oleh
komunikator memiliki maksud terselubung. Oleh karena itu, setiap manusia harus
memahami maksud dan makna tuturan yang diucapkan oleh lawan tuturnya. Kegiatan
semacam ini akan dapat dianalisis dan dipelajari dengan pragmatik. Pragmatik
merupakan subdisiplin linguistik interdisipliner yang tidak hanya terbatas pada
kerangka teori saja namun merupakan ilmu yang diterapkan dalam kehidupan
masyarakat. Pragmatik cenderung mengkaji fungsi ujaran atau fungsi bahasa
daripada bentuk atau strukturnya. Dengan kata lain, pragmatik lebih cenderung
ke fungsionalisme daripada ke arah formalisme. Penerapan pragmatik dalam
kehidupan sehari-hari dapat diketahui dengan menganalisis bentuk-bentuk
penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tulisan yang berwujud tuturan.
Dalam kajian ilmu
pragmatik tentang implikatur. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat
komunikasi adalah implikatur dalam wacana kampanye politik. Pada dasarnya
wacana kampanye politik ini lekat dengan situasi politik partai yang terkait dengan
dukung- mendukung. Hal ini dijumpai ketika adanya pemilihan umum baik pemilihan
presiden dan wakilnya, calon legislatif, dan pemilihan umum kepala daerah.
Meskipun tidak
memberikan pengaruh signifikan, nyatanya baliho digunakan para caleg untuk
mencitrakan dirinya dengan menggunakan kata-kata atau gambar yang unik.
Strategi berkomunikasi untuk menyampaikan pesan dan menarik perhatian rakyat
menjadi prioritas utama bagi para juru kampanye.
Kajian implikatur
dianggap penting karena terikat konteks untuk menjelaskan maksud implisit dari
tindak tutur penuturnya. Dengan demikian praanggapan lawan tutur bermacam-macam
bergantung pada referensi dan pemahaman konteks yang dimilikinya untuk membuat
inferensi terhadap implikatur dari seseorang penutur. Untuk memahami
bentuk-bentuk bahasa yang implikatif perlu adanya pengkajian dan analisis yang
mendalam. Selain itu, dalam mengkaji dan menganalisis diperlukan kepekaan
dengan konteks yang melingkupi peristiwa kebahasaan itu, supaya maksud
terselubung di balik wacana kampanye politik benar-benar dimengerti oleh
masyarakat.
Kampanye politik jelas
mengandung implikatur dan hal ini sangat menarik. Untuk menemukan implikatur
yang terdapat pada suatu ujaran dibutuhkan kaidah pertuturan. Kaidah tersebut
terdiri dari:
(1) penentuan
makna dasar dari ucapan itu,
(2) penentuan implikaturnya yang terdiri dari
penganutan prinsip kooperatifnya, nilai evaluatifnya dan kemungkinan
kesimpulannya.
kesimpulannya :
Sehingga strategi pendekatan bahasa merupakan salah satu factor penting dalam
menjalin keterlibatan sasaran kampanye dalam menerima dan menginterpretasikan
suatu pesan kampanye. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar dan efektif akan
dipilih sebagai bahasa yang akan digunakan dalam pembuatan pesan kampanye.
Sifat kalimat yang sederhana, jelas, dan lugas sangat diperlukan dalam
memunculkan pesan kampanye yang mudah dipahami bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan danbahasa pengantar dalam pendidikan sehingga dapat mudah
menyampaikan informasi kampanye.
Satu komentar anda, sangat berarti bagi saya
Post a Comment